Skripsi

Siswa yang berdampak dari pecerain orang tua di Madrasah Nurul Haq Semurup lebih memilih menjadi bagian dari anggota kelompok, lebih berhati-hati dalam melakukan sebuah tindakan karena terdapat rasa takut dalam menanggung resiko dari perbuatannya. Sedangkan siswa dari keluarga utuh lebih cenderung melakukan tindakan seperti yang mereka inginkan, selalu memaksimalkan kesempatan yang diberikan agar dapat terlihat lebih menonjol dibandingkan siswa lainya, sebagian besar ingin menjadi yang pertama dan menjadi pemimpin disetiap kelompok agar dapat mengutarakan gagasan yang mereka miliki.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh realita kehidupan khususnya umat Islam, masih banyak dari mereka yang menganggap bahwa pasangan yang baik itu adalah paras yang rupawan, harta yang berlimpah dan jabatan yang tinggi. Hal ini terlihat bahwa yang mereka alami belum sepenuhnya memahami yang sudah dijelaskan Allah dalam al-Qur‟an. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana Islam dan tafsir al-Munir memandang pasangan hidup yang baik. Dengan tujuan agar dapat melihat lebih luas mengenai pasangan hidup yang baik dalam al-Qur‟an maupun dalam pandangan mufassir.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena kurangnya sikap saling tolong menolong dan juga terdapat siswa masih kurangnya rasa percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: 1) Tingkat self esteem siswa, 2) Tingkat motivasi altruistik siswa, 3) Hubungan tingkat self esteem dengan motivasi altruistik siswa.

ABSTRACT This study aims to determine the extent to which the Chunking Strategy can improved students' reading comprehension in Narrative texts for class VIII State Junior High School 5 KERINCI in the Academic 2021/2022 and to find out the factors that supported the improvement of students' reading comprehension of Narrative texts through the Chunking Strategy in class VIII of State Junior High School 5 KERINCI in Academic 2021/2022. This research was a Classroom Action Research. The action research was conducted in three cycles from May to June. Each cycle consisted of four meetings.

Merebaknya wabah covid 19 yang melanda beberapa negara di dunia menghadirkan tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan khususnya Perguruan Tinggi. Penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran meskipun berada di tempat yang berbeda. Oleh karena itu, pada saat ini dibutuhkan alat-alat yang dapat membantu dalam proses pembelajaran, seperti smartphone. Salah satu contoh dari pembelajaran online adalah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tinggi frekuensi pemakaian jilbab pada siswi Madrasah Tsanawiyah Nurul Haq dan hubungan antara pemakaian jilbab terhadap perilaku Islami siswi Madrasah Tsanawiyah Nurul Haq. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dilakukan pada siswi Madrasah Tsanawiyah Nurul Haq. Populasi penelitian meliputi seluruh siswi Madrasah Tsanawiyah Nurul Haq sampel penelitian diperoleh 60 siswi menggunakan rumus stratified random sampling.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya siswa yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya siswa yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula siswa yang lambat dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang membuat guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap siswa.

Kecemasan membaca dapat memberikan banyak kerugian bagi mahasiswa. Mereka akan kehilangan kesempatan dalam menggunakan bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka, terutama dalam membaca. Selain itu, kecemasan dapat menghambat siswa dalam memahami isi bacaan. Hal ini terlihat ketika siswa mengungkapkan perasaan beku, gugup, terintimidasi, bingung, khawatir dan tegang selama proses membaca. Jela sekali bahwa kecemasan memiliki efek negatif terhadap pembelajaran bahasa asing.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran di MAN 1 Kerinci telah berjalan dengan baik, namun masih terdapat beberapa kelas yang memiliki nilai rata-rata di bawah standan kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Hal ini di akibatkan oleh rendahnya kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah, sehingga peserta didik kesulitan dalam memperoleh pengetahuan baru. Hal mendasar dari permasalahan ini adalah rendahnya skor yang dicapai peserta didik kelas kelas XMIA2 pada setiap indikator kemampuan berpikir kreatif rata-rata kecil dari 60%.