AI-Qur'an dalam mengungkap sesuatu tidak hanya menjelaskan secara rinci (ta/si/i) tetapi diantaranya diungkap secara global (ijmali)1 atau yang bersifat pokok-pokoknya saja. Dilain pihak ungkapannya bukanlah secara sistematis roelainkan banyak diantaranya bersifat tematis, yang mana masing-masing ayat merupakan satu kesatuan yang utuh, ayat yang satu menjelaskan ayat yang lain. Bahkan tidak jarang berulang-ulang dalam satu surat yang berbeda. Ayat-ayat AI-Qur'an mengandung banyak istilah yang menarik untuk dikaji apalagi dalam pendidikan akhlak, antara lain sabar, Iarangan memfitnah, menjaga amanah, ikhlas dan lain sebagainya, salah satu dari sekian banyak pendidikan akhlak, maka yang akan menjadi fokus penulis pada pembahasan ini adalah al-lkhlas. lstilah ini dalam al-Qur'an disebutkan berulang kali dalam berbagai bentuk perubahan kata dan pokok pembicaraan yang berbeda. Dalam memakai kata ikhlas ini, kaum muslim terkadang tidak tepat. Umpamanya : seseorang yang menurut kata-katanya dia beramal dengan ikhlas, tetapi niat yang ada di dalam hatinya bermacam-macam, misalnya : ada yang demi pangkat, jabatan atasan, dan lain-lain sebagainya. Jadi antara yang zhahir dan yang batinnya berbeda. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa seseorang yang berda'wah di masjid atau mengajar dan menyampaikan ayat al-Qur'an tidak perlu diberi imbalan setelah dia berda'wah atau mengajar, sebab dia beramal itu dengan ikhlas, kalau diberi imbalan nanti akan menghilangkan keikhlasannya. Berdasarkan pemahaman yang bermacam-macam tentang makna ikhlas ini, penulis lngin mengemukakan bagaimana makna kata ikhlas itu dalam al-Qur'an dengan berbagai derivaslnya berdasarkan pendapat ulama dan mufaslr. Adapun kata-kata yang dikajl hanya terbatas pada kata-kat ikhlas dengan akar kata ..,...l..., bukan pada kata-kata lain yang semakna dengan ikhlas.