Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan kepada berbagai masalah yang sulit dipecahkan. Dunia pendidikan menghadapi masalah mutu lulusan pendidikan yang selain masih rendah serta tidak sejalan dengan tuntutan masyarakat, dan juga masalah dinamika kurikulum dan implementasinya dalam proses pembelajaran. Selain itu, dunia pendidikan juga masih cendrung menekankan segi kognitif (pengetahuan), dengan mengabaikan segi afektif (penghayatan), psikomotorik (pengamalan). Keadaan ini pada gilirannya berdampak pada kegagalan dunia pendidikan dalam membangun karakter bangsa (nation character building). Dunia pendidikan juga masih dihadapkan pada tantangan era globalisasi yang menempatkan pendidikan sebagai komoditi yang diperdagangkan dan perlu dikelola dengan pendekatan bisnis yang tunduk pada hukum transaksional; masalah fragmentasi politik yang menuntut adanya perlakukan yang lebih adil, demokratis, manusiawi dan egaliter yang selanjutnya berdampak pada penempatan guru hanya sekedar fasilitator, motivator, mediator dan katalisator; masalah interdependensi atau kesalingtergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lain yang selanjutnya menimbulkan hegemoni negara yang kuat (super power) atas negara yang lemah; masalah penggunaan high technology yang mempengaruhi proses pembelajaran yang berbasis teknologi dan mengikis hubungan emosional antara guru dan murid; serta masalah new colonization in culture (penjajahan baru dalam bidang kebudayaan) yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral di kalangan para pelajar dan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam menghadapi berbagai masalah sebagaimana tersebut di atas, pendidikan saat ini seperti berada di persimpangan jalan, antara mengikuti arus globalisasi atau tetap bertahan dengan tradisinya yang selama ini dipegang teguh dengan segala akibat yang ditimbulkannya. Keadaan ini, pada gilirannya selain menimbulkan ketegangan juga telah menimbulkan dinamika dan keragaman dalam pendidikan Islam yang dari satu sisi akan menimbulkan berbagai harapan dan peluang jika dikelola dengan baik, namun pada sisi lain dapat menimbulkan bahaya dan ancaman manakala pilihan yang diambil itu tidak disertai kajian dan telaah yang kritis, sistematik, mendalam, dan komprehensif. Berdasarkan hasil kajian para pakar pendidikan dijumpai teori, yaitu bahwa kunci untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan tersebut adalah filsafat, karena seluruh ilmu pengetahuan dilahirkan oleh filsafat. Filsafatlah yang menjelaskan latar belakang, tujuan dan arah dari sebuah ilmu, filsafatlah yang menjelaskan berbagai landasan sebuah ilmu dikembangkan, dan seterusnya. Selanjutnya dalam konteks pendidikan Islam, filsafat Islamlah sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan. Buku yang ditulis oleh Dr. Ahmad Jamin, S.I.P, M.Ag., dan Dewi Juita, M.Pd yang berjudul Pengembangan Kurikulum : Terori dan Aplikasi Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 Revisi dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memecahkan berbagai masalah pendidikan sebagaimana tersebut di atas.
