Krisis ilmu pengetahuan dan kurangnya keyakinan terhadap Tarekat Naqsyabandiyah dikarenakan minimnya dakwah yang disampaikan oleh orang-orang yang paham tentang ilmu tarekat. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman dan menjelaskan tentang Perkembangan Dakwah Tarekat Naqsyabandiyah (Studi Tentang Tarekat Naqsyabandiyah di Desa Ulu Air Kecamatan Kumun Debai Kota Sungai Penuh- Jambi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan (field research) atau penelitian yang dilakukan secara langsung di tempat kejadian. Penulis mengkategorikan penelitian ini sebagai penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam tulisan ini yaitu: pertama, teknik observasi, merupakan langkah awal untuk mencapai fokus perhatian yang lebih luas yaitu observasi partisipan, sehingga observasi hasil praktis sebuah metode dalam kapasitasnya sendiri- sendiri. Kedua, teknik wawancara, merupakan suatu proses pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian sosial khususnya yang bersifat kualitatif. Ketiga, teknik dokumentasi, merupakan cara yang digunakan untuk pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Awal dari perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di Desa Ulu Air dibawa oleh Syekh Ali Ridho sekitar tahun 1970 M/1390 H. Sehingga pada saat Syekh Ali Ridho wafat tahun 1997 M, maka kepemimpinan tarekat Naqsyabandiyah Desa Ulu Air dipimpin oleh Syekh Abu Bakar. Perkembangan tarekat Naqsyabandiyah Desa Ulu Air begitu pesat diberbagai kalangan masyarakat, mulai dari orang tua bahkan para pemuda juga sudah banyak mengenal tarekat Naqsyabandiyah. Perkembangan Tarekat tersebut tidak lepas dari dakwah yang disampaikan oleh para Mursyid dan juga anggota tarekat Naqsyabandiyah. Adapun metode dakwah yang digunakan tarekat Naqsyabandiyah Desa Ulu Air dalam menyampaikan dakwah yaitu: pertama, metode dakwah bi al-hikmah merupakan proses dakwah dengan hikmah, yaitu dengan cara memperhatikan kondisi/keadaan objek dakwah (mad‟u) dan memperhatikan strata lingkungan masyarakt yang ingin disampaikan dakwah. Kedua, metode dakwah bi al-lisan dilakukan dengan cara ceramah, diskusi dan nasehat. Ketiga, metode dakwah bi al-hal merupakan kegiatan dakwah Islam yang dilaksanakan dengan tindakan nyata atau amalan yang nyata terhadap kebutuhan subjek dakwah (mad‟u). Selain metode dakwah tersebut, ada tiga metode ritual yang dilakukan untuk perkembangan dakwah tarekat Naqsyabandiyah yaitu: Pertama, Bai‟at, merupakan langkah awal bagi anggota baru atau bentuk legitimasi keanggotaan tarekat Naqsyabandiyah. Kedua, Tawajuh, merupakan masa pelatihan dan mengulang-ulang amalan (zikir) yang diajarkan oleh Mursyid. Tiga, Khalwat/suluk, adalah pertemuan tahunan bagi pengikut tarekat Naqsabandiyah Desa Ulu Air.
Deskripsi/Abstract
Koleksi
Subject
Files
Saat ini belum ada karya lain dari penulis yang sama.
Saat ini belum ada karya lainnya berdasar kategori ini.