PROFESIONALISME GURU DAERAH TERPENCIL (STUDI KASUS SD NEGERI 209/III MASGO JAYA KECAMATAN GUNUNG RAYA)

Submitted by admin on Thu, 01/04/2024 - 12:10
Deskripsi/Abstract
Daerah terpencil adalah daerah yang jaringan transportasinya relatif sulit dijangkau karena letaknya yang berada di pedalaman, sumber daya manusia pada umumnya berpendidikan rendah, serta pengalaman dan keterampilan yang terbatas. Daerah terpencil didefinisikan sebagai daerah yang sulit dijangkau oleh sarana transportasi, yang memiliki kondisi sosial, ekonomi, dan fisik yang relatif tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya. Maka dibutuhkan guru professional yang mengajar didaerah tersebut. Guru merupakan sumber utama dalam menentukan kesuksesan belajar siswa. Paham atau tidaknya siswa tergantung bagaimana guru menjelaskan. Menarik atau tidaknya pembelajaran juga tergantung guru dalam mendesain pembelajaran dan mengkondisikan suasana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) bagaimana profesionalisme guru, 2) upaya apa yang dikukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, 3) hambatan dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini dilakukan di SDN 209/III Masgo Jaya Kecamatan Gunung Raya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang terkumpul kemudian di analisis. Adapun proses pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan metode wawancara guna melengkapi data penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) profesionalisme guru di SDN 209/III Masgo Jaya belum cukup baik, terbukti bahwa guru di sana belum menguasai kompetensi guru dan keterampilan guru dengan baik sehingga ketika guru melakukan proses pembelajaran, mereka masih menggunakan metode belajar yang biasa yaitu metode ceramah. Hal ini akan membuat siswa cenderung lebih bosan dan tidak aktif dalam proses pembelajaran. 2) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru di SDN 209/III Masgo jaya yaitu dengan membaca buku tentang pendidikan agar menambah wawasan guru dalam memberi materi pembelajaran bagi siswanya. 3) hambatan dalam meningkatkan profesionalisme guru di SDN 209/III Masgo Jaya yaitu akses menuju kesekolah lumayan sulit, jalan yang mereka lewati adalah jalan dengan bebatun yang besar-besar, dengan demikian proses untuk meningkatkan profesionalisme guru juga akan terhambat. Sarana dan prasarana yang belum memadai juga menjadi kendala untuk meningkatkan profesionalisme guru. Guru kurang melakukan pengembangan. Tidak ada motivasi guru untuk berkreativitas. Guru kurang mendapat informasi dari luar. Dengan demikian, maka diharapkan dapat memberi masukan untuk peneliti selanjutnya, khususnya penelitian tentang profesionalisme guru daerah terpencil secara lebih mendalam dengan bentuk analisis yang berbeda serta dapat menganalisis unsur-unsur lain tentang profesionalisme guru pada daerah terpencil.
Koleksi
Subject
QR code for this page URL
Waktu Publikasi
Penulis