STUDI MUNASABAH TAFSIR AL AZHAR DENGAN PEMAHAMAN TAREKAT SAMMANIYAH DESA KAYU ARO AMBAI DALAM AMALIYAH ZIKIR “RATIB TEGIK”

Submitted by admin on Thu, 01/04/2024 - 10:34
Deskripsi/Abstract
Tarekat Sammaniyah adalah tarekat yang sudah sangat masyhur di Indonesia, nama Tarekat Sammaniayah itu sendiri dinisbatkan kepada Syaikh Muhammad Samman Al-Madani, Tarekat Sammaniyah berkembang pesat di Indonesia mulai dari ujung Aceh, Palembang, Minang Kabau, hingga di Daerah Samarinda. Tarekat Sammaniyah terkenal dengan cara zikirnya yaitu Zikir Saman, Zikir Saman adalah zikir yang dilakukan secara berdiri dan berjamaah, yang mana para jamaah berzikir dengan keras menyebut Lailahaillah, Allah Allah, dan ada yang menyebut Hu Hu. Di Kayu Aro Ambai juga terdapat Tarekat Sammaniyah dengan metode zikir yang dinamakan Ratib tegik. Maka, penelitian ini mengungkap bentuk munasabah antara Ratib tegik, dari landasan yang dijadikan hujjah oleh Tarekat Sammaniyah Desa Kayu Aro Ambai dengan tafsir Al Azhar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan mix research atau dua pendekatan, artinya peneliti menggunakan pendekatan penelitian lapangan (field research) untuk mengetahui keadaan di lapangan, melakukan wawancara kepada pihak Tarekat Sammaniyah, dan melekukan observasi. Dan pendekatan yang kedua menggunakan pendekatan kepustakaan (library research) untuk mengetahui pemahaman Buya Hamka terhadap zikir dan ayat yang dijadikan landasan zikir ratib tegik melalui karya tulis yang berbentuk artiker, jurnal, dan buku buku bacaaan. Hasil penelitan menunjukkan bahwa ratib tegik ada di Kerinci dan berkembang sampai ke Kayu Aro Ambai bersamaan dengan datangnya Tarekat Sammaniyah yang dibawa oleh seorang mursyid tarekat Syaikh Muhammad Faqih Hiang, ia menuntut ilmu dari Minang Kabau, ia adalah salah satu murid dari Syaikh Burhadnuddin Ulakan di Pariaman. Perkembangannya di Kerinci bisa dikatakan cukup pesat, hingga sebagian daerah – daerah Kerinci mengenal dan menganut Tarekat Sammaniyah. Ratib tegik dianjurkan untuk dilakukan setelah sholat lima waktu. Tapi, sudah mentradisi bahwa ratib tegik biasa dilakukan pada hari raya Islam, seperti Idul Fitri, Puasa Enam dan Idul Adha. Ratib tegik dilakukan secara berdiri mengucapkan lailahaillaallah dengan keras dan berjamaah, di awali dengan membaca sholawat dan di akhiri dengan salam-salaman. Ratib tegik dilandasi dengan dalil Q.S Ali Imran 191 dan AnNisa‟ 103.
Koleksi
QR code for this page URL
Waktu Publikasi