Tulisan ini mengkaji hadis-hadis tentang kepemimpinan perempuan yang terkesan diskriminatif. Pokok permasalah yang dikaji adalah bagaimana kualitas hadis-hadis yang dimaksud dan bagaimana pemahaman ulama hadis terhadap hadis-hadis yang bernuansa diskriminatif. Penelitian ini murni kepustakaan dengan menggunakan metode kritik hadis sebagai sarana menilai kualitas hadis. Metode maudu’i dan teknik interpretasi tekstual dan kontekstual hadis-hadis yang telah dipastikan kualitasnya sahih, selanjutnya dipahami. Adapun pendekatan yang digunakan adalah normatif dan kebahasaan. Rasulullah saw. Adalah rasul rahmatan lil’alamin, mengajarkan kesetaran bagi umatnya dan persamaan hak diantara mereka. Keniscayaan itu, penjelasannya ditemukan dalam kitab-kitab hadis muktabarah (kutub al-tis‘ah), yang menjadi rujukan umat Islam. Hanya saja, terdapat tekstualisasi hadis yang menjelaskan tentang kepemimpinan perempuan terkesan diskriminatif, apalagi bila hadis-hadis tersebut dipahami seperti apa adanya, seperti yang tertuang dalam teks. Akibatnya, terjadi salah paham dan salah tafsir terhadap petunjuk hadis, sikap eksklusif yang cenderung mendiskreditkan pihak lain, dan perpecahan di kalangan umat Islam. Dengan demikian, pemahaman yang integral terhadap hadis yang terkesan diskriminatif tersebut menjadi hal yang mesti dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hadis tentang kepemimpinan perempuan yang terkesan diskriminatif dari berbagai kitab hadis tersebut berstatus sahih. Sedangkan nuansa diskriminatif dari teks-teks hadis, ternyata hanyalah cara Nabi saw. Memberikan pengajaran kepada seluruh umat Islam tanpa adanya diperensiasi, apalagi diskriminasi.
Deskripsi/Abstract
Koleksi
Subject
Files
penelitian lengkap 2016.pdf1.19 MB