Kajian ini membahas tentang Term Mustadh 'afin atau ketertindasan orang banyak dalam setiap perubahan bangsa atau negara. Mustadh 'afin ialah mereka yang tertindas atau orang-orang yang lemah yang harus dijaga bersama, setelah mengerti dan memahami term mustadh 'afin ini. Mereka yang harus dijaga dalam bentuk deskriminasi, penindasan, ketertindasan, kemiskinan, dan menghapus hadirnya kaum tertindas. Kelemahan yang ada pada hidup mereka harus ditolong bersama setelah mengetahui akan mustadh 'afin itu sendiri. Penelitian ini dalam rumusan masalahnya yakni bagaimana seharusnya membantu banyak orang yang tertindas atau berada dalam posisi kelemahan yang harus diperjuangkan bersama dengan memahami mustadh'afin dari penafsiran Farid Esack. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apa yang disebut dengan mustadh'afin di dalam al-Our'an dan juga untuk mengetahui akan penafsiran dari Farid Esack tentang mustadh'afin. Sehingga penelitian ini bisa menjadi acuan untuk saling berjuang bersama dalam memperjuangkan mustadh 'afin atau bersama-sama membebaskan yang tertindas. Dalam penelitian ini penelitian yang digunakan adalah metode analitis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan kemudian baru dilanjutkan dengan penafsiran tentang mustadh’afin. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah studi kepustakaan (library research), yaitu dengan mengupulkan data dan informasi dengan dibantu berbagai macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Farid Esack merupakan salah satu penafsiran kontemporer yang konsisten dan berpegang teguh pada al-Our'an sebagai sumber utama dalam bacaannya ketika menunjuk kelas sosial yang rendah miskin atau tertindas dengan konsep makna al-Our'an yang besar atas bahasan mustadh 'afin. Farid Esack menjadi seorang yang hebat dalam memperjuangkan kaum tertindas untuk mengenalkan kepada banyak orang tentang kasih sayang Tuhan bagi para makhluk-Nya. Sehingga penafsiran al-OGur'an mendekati mereka yang tertindas untuk diperjuangkan bersama agar dapat terbebas dan mendapatkan kehidupan yang selayaknya.
