Penelitian ini berangkat dari pernyataan al-Qur’an memiliki sistem linguistiknya sendiri. Sistem linguistik al-Qur’an dapat dilihat melalui proses semiosis yang ditawarkan oleh Nasr Hamid Abu Zayd. Di mana proses semiosis nantinya akan menampakkan bagaimana al-Qur’an menciptakan sistem linguistiknya dengan menyimpangkan makna dari bahasa induknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode apa yang digunakan Nasr Hamid Abu Zayd dalam menganalisis kata dalam al-Qur’an, juga untuk mengetahui proses semiosis kata salat, zakat dan puasa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data dokumentasi dan analisis data menggunakan metode studi literatur. Hasil pembahasan menunjukkan 1) kata salat yang awalnya bermakna “membakar”, “berdoa” atau “meminta” berubah menjadi bahasa keagamaan yaitu suatu kegiatan ibadah umat Islam kepada Allah SWT dimulai dengan gerakan takbir dan diakhiri dengan gerakan salam. 2) Kata zakat yang awalnya bermakna tumbuh, berkembang, berkah, dan mensucikan, berubah menjadi bahasa agama di mana maknanya adalah kewajiban umat Islam mengeluarkan sebagian hartanya dan diberikan kepada golongan yang berhak. 3) Awalnya puasa berasal dari kata ṣaum dan ṣiyām. Kedua kata ini memiliki arti menahan, berhenti, berubah menjadi bahasa agama yaitu puasa adalah “aktivitas menahan diri dari makan dan minum dan dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai terbit fajar sampai terbenam matahari dengan syarat tertentu”.
Deskripsi/Abstract
Koleksi
Subject
Files
SKRIPSI FULL.pdf2.12 MB
Saat ini belum ada karya lain dari penulis yang sama.
Saat ini belum ada karya lainnya berdasar kategori ini.