Pendidikan Islam sudah menetapkan bahwa lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama yang dirasakan oleh anak. Oleh karena itu, keluarga tidak boleh meniggalkan dan harus diterapakan dimulai anak sejak dini dengan berdasarkan teori dan konsep dasar ajaran agama Islam atau syariat Islam berupa pendidikan akidah, ibadah, dan akhlak. Untuk memperkuat agar ketiga konsep ini lebih hidup dalam diri seorang anak, maka sangat dibutuhkan suatu metode. Metode tersebut terletak pada perhatian orang tua, dengan adanya pusat perhatian orang tua justru akan lebih efektif bagi keluarga dalam menerapkan pendidkan agama Islam pada anak, apa lagi langkah awalnya yang sangat baik adalah dimulia dengan usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhatian keluarga di Desa Koto Petai menerapkan pendidikan agama Islam pada anaknya yang masih berusia dini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data mempergunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Alat analisis data mempergunakan model Miles dan Huberman dengan beberapa langkah diantara reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perhatian keluarga dalam menerapkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini di desa Koto Petai sudah sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari berberapa metode yang menjadi perhatian para keluaraga dalam mendidik anak-anak mereka meliputi memberikan contoh atau teladan, hadiah dan hukuman, nasihat, pembiasaan, mengawasi, memelihara kesehatan, dan belajar sambil melakukan (petunjuk praktis), serta berkomunikasi. Penelitian ini juga menujukan bahwa adanya faktor pendukung dan penghambat bagi keluraga menerapkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini. Faktor pendukung dan penghambat keluarga dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan eksterenal. Faktor pendukung interenal; kesadaran orang tua dan adanya kerjasama dalam satu keluarga meliputi saudara kandung (kakak), kakek dan nenek, sementara faktor pendukung eksternalnya: lingkungan masyarakat yang agamis dan adanya lembaga pendidikan Islam. Sedangkan faktor penghambat interenal: adanya sebagian keluarga yang kurang atau tidak terlalu tinggi pemahaman ilmu agama Islam kondisi ekonomi keluarga yang mengharuskan kedua orang tua untuk bekerja, sementara faktor penghambat eksternal: adanya televisi (TV) dan bermain game melalui Handphone (HP) atau Android.