Kaum dhuafa dalam Al-Qur‟an dengan melihat secara kebahasaan yang bermakna lemah, maka diklasifikasikan sebagai lemah keyakinan (QS. Ali-„Imran: 146), lemah fisik dan mental (QS. Ar-Rum: 5) dan (QS. Hud: 91), lemah jiwa, kemauan dan cita-cita (QS. An-Nisa‟: 28), lemah ekonomi (QS. An-Nisa‟: 9), lemah status social dan kedudukan (QS. Ibrahim: 21) dan (QS. Ghafir: 47). Adapun kriteria kaum dhuafa berdasarkan ayat Al-Qur‟an, anak-anak yatim; orang-orang miskin; musafir; pengemis; hamba sahaya (QS. AlBaqarah: 177), tuna Netra; orang cacat fisik; orang sakit (QS. An-Nur: 61) manusia lanjut usia (QS. Al-Isra‟: 23), janda miskin (QS. Al-Baqarah: 140), muallaf; orag fakir; gharimin; orang yang berjuang di jalan Allah (QS. AtTaubah: 60), buruh atau pekerja kasar (QS. At-Talaq: 6), rakyat kecil yang tertindas (QS. An-Nisa‟: 75), anak-anak kecil; bayi (QS. Al-„An‟am: 140). Adapun Wahbah Zuhaili dalam penegasannya di dalam Tafsir AlMunir dalam menjelaskan ayat-ayat tentag kaum dhuafa, ia memberikan beberapa rincian cara menyikapi atau memberi santunan terhadap kaum dhuafa, diantaranya adalah mengucapkan perkataan yang baik, memuliakannya, mengasuh dan mengurus mereka secara patut (QS. AnNisa‟: 8), menggauli mereka selayaknya seperti keluarga sendiri (QS. Al- 81 Baqarah: 177), memberikan nafkah (QS. Al-Baqarah: 215), memberikan mereka makan (QS. Al-Insan: 8), memelihara mereka dengan kasih saying dan sopan santun (QS. Al-Isra‟: 2)
Deskripsi/Abstract
Koleksi
Subject
Files
LESMI SKRIPSI[1].pdf1.47 MB
Saat ini belum ada karya lain dari penulis yang sama.
Saat ini belum ada karya lainnya berdasar kategori ini.