Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yaitu masih terdapat siswa kurang memberi hormat pada guru sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran, siswa kurang menjaga ketenangan, ketertiban, kebersihan, kerapian dan keindahan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pembentukan karakter Culture Religious pada Siswa di MTs Negeri 2 Sungai Penuh, untuk mengetahui pelaksanaan pembentukan Karakter Culture Religious pada Siswa di MTs Negeri 2 Sungai Penuh. Untuk mengetahui evaluasi pembentukan Karakter Culture Religious pada Siswa Di MTs Negeri 2 Sungai Penuh dan untuk mengetahui faktor Penghambat dan Pendorong dalam Penerapan Religious Culture di MTs Negeri 2 Sungai Penuh. Jenis Penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini bersifat menggambarkan hal yang berkenaan dengan manajemen pembentukan karakter Culture Religious Siswa di MTs Negeri 2 Sungai Penuh. Informan penelitian adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan dan Kurikulum, Guru Mata Pelajaran Agama Islam dan Siswa Kelas VII. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, display data, dan verifikasi data, lalu ditarik kesimpulan dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian bahwa pelaksanaan pembentukan Karakter Culture Religious yaitu Doa bersama dan pembacaan surat-surat pendek sebelum pembelajaran dimulai, mengedepankan budaya senyum dan salam sapa, shalat dhuha berjamaah shalat dzuhur berjamaah, doa dan dzikir selesai shalat, kajian agama Islam dan Pesantren Ramadhan. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar di MTs Negeri 2 Sungai Penuh. Sehingga sampai sekarang kegiatan Religius Culture di MTs menjadi salah satu ciri khas yang ada di MTs ini. Guru beserta peserta didik menjalankan kegiatan tersebut sesuai dengan aturan yang ada. Guru juga sebagai contoh dan guru pula menjadi pengevaluasi kegiatan ini. Evaluasi pembentukan Karakter Culture Religious pada Siswa di MTs Negeri 2 Sungai Penuh baik melalui pengamatan langsung atau melalui absensi yang telah disediakan. Sehingga kegiatan Religius Culture berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
