Anak Tunagrahita Kelas VII D SLB Kota Sungai Penuh. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru memilih metode SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) akan tetapi karakteristik siswa Tunagrahita Kelas VII D SLB Kota Sungai Penuh dalam menerima pelajaran PAI belum maksimal dikarenakan proses pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama menggabungkan gerakan fisik dengan gerakan aktivitas intelektual dan penggunaan panca indera tetapi guru PAI tetap menggunakan model pembelajaran SAVI dikarenakan lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain untuk siswa Tunagrahita. model pembelajaran SAVI dapat dijadikan acuan oleh guru dalam menumbuh kembangkan kreativitas siswa Tunagrahita Kelas VII D SLB Kota Sungai Penuh. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, lokasi penelitian di sekolah luar biasa (SLB) sungai penuh adapun hasil penelitiannya adalah Kondisi pembelajaran PAI pada siswa tunagrahita bermacam-macam. Namun tingkatan siswa tunagrahita yang sering dihadapi oleh guru adalah siswa tunagrahita ringan dan sedang. Dimana mereka mempunyai perilaku suka mudah bosan dan suka bertindak semau mereka ketika belajar. Ketika pembelajaran, kondisi pembelajaran juga sering ditemukan keributan di dalam kelas, dan dalam proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar SLB Kota Sungai Penuh. Kompetensi guru di SLB Kota Sungai Penuh dalam pembelajaran sudah menerapkan dan memenuhi aspek yang ada sesuai dengan kompetensi professional guru. Atas tahapan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa guru di SLB kota Sungai Penuh sudah mengembangkan model pembelajaran SAVI dengan keadaan siswa yakni tunagrahita. Karena guru mengembangkan model pembealajaran SAVI sesuai dengan teori yang ada. Dan terlihat bahwa guru PAI di SLB Kota Sungai Penuh memiliki kreatifitas dalam menerapkan model SAVI.
