Penelitian ini diatar belakangi oleh kondisi wawasan keislaman masyarakat di Pulau tengah yang masih kurang, upaya yang dilakukan dalam penguatan wawasan keislaman masyarakat ialah dengan otoritas yang dimiliki oleh Buya dan salah satu otoritas yang dimiliki Buya ialah meningkatkan wawasan keislaman melalui jejaring pengajian yang dipimpinnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Otoritas Buya dalam penguatan wawasan keislaman masyarakat melalui jaringan pengajian di pulau tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear berganda pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan temuan yang diperoleh bahwa bentuk otoritas yang dimiliki Buya yang membuat masyarakat tertarik untuk mau belajar tentang ilmu salah satunya adalah karena karisma dan sikap yang dimiliki, kondisi wawasan keislaman masyarakat di Desa Pulau Tengah masih dalam kategori yang kurang dan perlu untuk ditingkatkan atau dikuatkan, terdapat lima pengajian yang berada di Pulau Tengah yang masing masing pengajian dipimpin oeh seorang Buya yakni Pengajian Riyadhus Shalihin oleh Buya Sumarlin, S.PdI, M.A. Pengajian Miftahul Jannah oleh Buya Muksin, S.Ag., Pengajian Uswatul oleh Buya Drs. Hudri Hamzah, Pengajian Qoa ldul Iman oleh Buya Sabbanuddin, Pengajian Biyadatul Hidayah oleh Buya Ronaldi Asy’ari, Lc. Berdasarkan pembahasan yang dilakuakn diperoleh hasil bahwa Buya di Pulau Tengah tidak memiliki otoritas tradisional dan otoritas legal, tetapi memiliki otoritas kharismatik dalam upaya penguatan wawasan keislaman masyarakat. Pengajian yang dipimpin oleh buya tersebut dengan otoritas kharismatik yang dimilikinya sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman wawasan keislaman masyarakat.
